Memahami ‘Signal-to-Noise Ratio’ pada Spesifikasi Microphone
October 21, 2025 Editor No Comment
Source: Motomuvi
Saat memilih sebuah microphone baru, kamu pasti akan dihadapkan pada selembar kertas spesifikasi yang penuh dengan istilah teknis: Polar Pattern, Frequency Response, dan salah satu yang paling penting namun sering diabaikan, Signal-to-Noise Ratio (SNR). Angka di samping SNR ini bukanlah sekadar jargon teknis, melainkan salah satu indikator yang menunjukkan seberapa jernih dan profesional kualitas audio yang bisa dihasilkan oleh sebuah microphone.
Memahami apa arti SNR akan mengubah caramu dalam memilih peralatan audio. Di Motomuvi, kami tidak hanya menyediakan microphone RØDE dan merek terbaik lainnya, tetapi juga pengetahuan untuk membantumu membuat keputusan yang cerdas. Mari kita bedah konsep ini dengan cara yang sederhana.
Apa Sebenarnya Signal-to-Noise Ratio (SNR)?
Bayangkan kamu sedang duduk di kafe yang tenang dan mencoba merekam percakapan dengan temanmu.
- Signal (Sinyal): Ini adalah Suara utama yang ingin kamu rekam, yaitu suara jernih dari temanmu.
- Noise (Derau/Desis): Setiap perangkat elektronik, termasuk microphone, menghasilkan desis (hiss) samar yang inheren. Ini adalah suara yang dihasilkan oleh sirkuit internal microphone itu sendiri, bahkan di dalam ruangan yang sunyi total. Derau ini disebut juga “self-noise“.
- Ratio (Rasio): SNR adalah perbandingan antara seberapa kuat sinyal (suara temanmu) dibandingkan dengan derau (self-noise).
Jadi, Signal-to-Noise Ratio adalah ukuran yang memberitahu kita seberapa jauh level suara yang kita inginkan berada di atas level desis bawaan microphone itu sendiri. Angka ini diukur dalam satuan desibel (dB). Aturan praktisnya sangat sederhana: semakin tinggi angka SNR, semakin baik dan semakin jernih suara microphone tersebut.
Membaca Angka: Berapa Nilai SNR yang Dianggap Bagus?
Ketika membandingkan microphone, angka SNR ini menjadi pembeda kualitas yang signifikan. Berikut adalah patokan umum yang bisa kamu gunakan:
- SNR di bawah 65 dB (Kurang Baik): microphone dalam rentang ini cenderung memiliki self-noise yang cukup terdengar, terutama saat volume rekaman dinaikkan. Mungkin cukup untuk panggilan video atau penggunaan kasual, tetapi tidak ideal untuk produksi konten yang serius.
- SNR antara 70 dB – 78 dB (Bagus): Ini adalah rentang “sweet spot” untuk banyak microphone berkualitas tinggi bagi para kreator, seperti microphone on-camera dan lavalier premium. microphone dengan SNR di level ini sudah mampu menghasilkan audio yang sangat bersih untuk vlogging, wawancara, dan sebagian besar kebutuhan produksi video.
- SNR di atas 79 dB (Sangat Baik/Profesional): microphone dengan SNR 79 dB ke atas masuk ke dalam kategori profesional atau broadcast-grade. microphone ini memiliki self-noise yang sangat rendah, memungkinkannya untuk menangkap detail suara yang sangat halus (seperti bisikan atau suara alam) tanpa terkontaminasi oleh desis yang mengganggu.
- SNR di atas 85 dB (Luar Biasa): Ini adalah standar emas, biasanya ditemukan pada microphone kondenser studio kelas atas yang dirancang untuk rekaman vokal dan instrumen dengan kejernihan maksimal.
SNR vs. Self-Noise
Terkadang, pada lembar spesifikasi, kamu akan menemukan istilah lain yaitu Self-Noise atau Equivalent Noise Level. Jangan bingung, kedua istilah ini mengukur hal yang sama dengan SNR, tetapi dari sudut pandang yang berlawanan.
- SNR: Mengukur seberapa kuat sinyal di atas derau. Angka yang lebih tinggi lebih baik.
- Self-Noise: Mengukur seberapa keras derau itu sendiri. Angka yang lebih rendah lebih baik.
Ada hubungan matematis sederhana di antara keduanya. Sebagai patokan, microphone dengan Self-Noise sekitar 15 dB akan memiliki SNR sekitar 79 dB. Jadi, jika kamu melihat spesifikasi satu microphone dengan SNR 82 dB dan microphone lain dengan Self-Noise 10 dB, keduanya menunjukkan performa yang sangat baik.
Memilih microphone dengan SNR tinggi memberikan keuntungan nyata bagi semua skala produksi.
- Untuk Kreator Konten & Vlogger: SNR yang tinggi berarti saat kamu merekam voice-over di kamarmu, audio yang dihasilkan akan terdengar bersih dan “hitam” di latar belakangnya, tanpa desisan samar. Ketika kamu perlu menaikkan volume audio di editing, yang akan terangkat adalah suaramu, bukan noise yang mengganggu. Ini memberikan hasil akhir yang jauh lebih profesional.
- Untuk Sound Recordist & Rumah Produksi: Dalam produksi komersial, SNR adalah segalanya. Saat merekam dialog film yang pelan, efek suara foley, atau ambience alam, microphone dengan self-noise sangat rendah adalah sebuah keharusan. Ini memastikan materi audio mentah sebersih mungkin, memberikan fleksibilitas tanpa batas bagi sound designer dan mixer di tahap post-production tanpa harus bertarung melawan noise.
Saat memilih microphone berikutnya, jangan hanya terpaku pada harga atau merek. Luangkan waktu sejenak untuk melihat spesifikasi Signal-to-Noise Ratio (SNR). Angka tersebut adalah cerminan dari kualitas rekayasa internal sebuah microphone dan menjadi penentu seberapa bersih dan profesional hasil rekamanmu nantinya. Jika tertarik membeli lensa kamera kunjungi Website Motomuvi.





